Pembangunan Ekoregion Laut Provinsi Jawa Timur (Level-3) Berdasarkan Parameter Hidrooseanografi
Building Up Marine Ecoregion of East Java Province by Hydro-Oceanography Parameters
DOI:
https://doi.org/10.37875/hidropilar.v9i1.277Keywords:
Ekoregion Laut, Hidro-oseanografi, Jawa Timur, RPPLHAbstract
Potensi serta keanekaragaman hayati yang tinggi di Provinsi Jawa Timur memerlukan perlindungan dari berbagai macam ancaman serta pengelolaan lingkungan hidup yang baik. Salah satu acuan yang dapat digunakan dalam perencanaan PPLH adalah pembuatan wilayah ekoregion. Pembangunan ekoregion laut memiliki peran dalam pembuatan kategori wilayah berdasarkan ciri dan karakteristik perairan. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan agar dapat mempermudah dalam menentukan langkah yang tepat dalam penetapan PPLH, terutama di Provinsi Jawa Timur. Pembuatan Ekoregion Laut (E.L) Jawa Timur dilakukan melalui 2 tahap, yaitu tahap delineasi dan tahap deskripsi. Pada tahap delineasi, E.L Jawa Timur menghasilkan 11 sub-ekoregion level-3 baru di sekitar perairan Jawa Timur. Pada tahap deskripsi, Perairan Jawa Timur memiliki nilai kadar Oksigen terlarut 4,02-4,98 Mg/L, Klorofil 0,11-0,90 Mg/L, pH 8,01-8,51, Suhu 27,63-28,82 °C, Salinitas 32,65-34,01 ppt. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan berbentuk pengendalian terhadap kerusakan lingkungan, arahan dalam pemanfaatan sumberdaya alam maupun informasi mengenai karakteristik perairan serta menjadi unit analisis dalam menetapkan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
References
Allaby, M. (2009). Oceans: a scientific history of oceans and marine life, Discovering the Earth. Fact on FIle, New York, NY.
Arisandi, R.C., Jumarang, M.I., &Apriansyah (2017). Variabilitas Suhu dan Salinitas Perairan Selatan Jawa Timur. Prisma Fis. 5, 7.
Guntur, G., Yanuar, A. T., Sari, S. H. J., & Kurniawan, A. (2017). Analisis kualitas perairan berdasarkan metode indeks pencemaran di Pesisir Timur Kota Surabaya. Depik, 6, 81–89. https://doi.org/10.13170/depik.6.1.5709
Hadikusmah, (2008). Variabilitas Suhu dan Salinitas di Perairan Cisadane. J. Makara Sains,12, 7.
Kalangi, P. N., Mandagi, A., Masengi, K. & Luasunaung, A. (2013). Sebaran Suhu dan Salnitas di teluk Manado. J. Perikan. dan Kelaut. Trop, 9, 2.
Kementerian Lingkungan Hidup. (2013). Deskripsi Peta Ekoregion Laut Indonesia. Deputi Tata Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup, Jakarta.
Khasanah, R. I., Sartimbul, A., Herawati, E. Y. (2013). Kelimpahan dan Keanekaragaman Plankton di Perairan Selat Bali. J. Ilmu Kelaut. 18(4), 12.
Luthfi, O. M., & Anugrah, P. T. (2017). Distribusi karang keras (Scleractinia) sebagai penyusun utama ekosistem terumbu karang di Gosong Karang Pakiman, Pulau Bawean. Depik 6, 9–22. https://doi.org/10.13170/depik.6.1.5461
Megawati, C., Yusuf, M., & Maslukah, L., (2014). Sebaran Kualitas Perairan Ditinjau Dari Zat Hara, Oksigen Terlarut Dan Ph Di Perairan Selat Bali Bagian Selatan. J. Oseanografi, 3(2), 9.
Najid, A., Pariwono, J.I., Bengen, D.G., Nurhakim, S., 2012. Pola Musiman dan Antar Tahunan Salinitas Permukaan Laut Di Perairan Utara Jawa-Madura. Maspari J. 4(2), 10.
Ongkosongo, O. S., & Suyarso. (1989). Pasang-Surut. LIPI, Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi.
Pratama, M. A. D., Hapsari, T. D., Triarso, I. (2016). Factors Affecting the Production of Purse Seine Unit in Fishing Base Muncar Fishing Port Banyuwangi, East Java. SAINTEK Perikan. Indones. J. Fish. Sci. Technol. 11,120.https://doi.org/10.14710/ijfst.11.2.120-128
Putra, E., Gaol, J. L., Siregar, V. P. (2017). Hubungan Konsentrasi Klorofil-A Dan Suhu Permukaan Laut Dengan Hasil Tangkapan Ikan Pelagis Utama Di Perairan Laut Jawa Dari Citra Satelit Modis. J. Teknol. Perikan. Dan Kelaut. 3, 1. https://doi.org/10.24319/jtpk.3.1-10
Ridha, U., Muskananfola, M. R., Hartoko, A. (2013). Analisa Sebaran Tangkapan Ikan Lemuru (Sardinella lemuru) Berdasarkan Data Satelit Suhu Permukaan Laut dan Klorofil-a di Perairan Selat Bali. Diponegoro J. Maquares, 2(4), 8.
Rini, D. A., Hidayah, Z., Muhsoni, F. F. (2010). Pemetaan Suhu Permukaan laut (SPL) Menggunakan Citra Satelit Aster di perairan Laut Jawa Bagian barat Madura. J. Kelaut, 3(2).
Riyono, S. H. (2007). Beberapa Sifat umum dari Klorofil Fitoplankton. Oseana, 32, 23–31.
Rukminasari, N., Nadiarti., & Awaludin, K. (2014). Pengaruh Derajat Keasaman Air Laut Terhadap Kalsium dan Laju Pertumbuhan Halimeda Sp. J. Ilmu Dan Perikan. 24(1).
Sachoemar, S., & Hendiarti, N. (2006). Struktur Komunitas Dan Keragaman Plankton Antara Perairan Laut Di Selatan Jawa Timur, Bali Dan Lombok. J. Hidrosfir, 1(1), 6.
Simanjorang, J. E., Pranowo, W. S., Sari, L. P., Purba, N. P., & Syamsudin, M. L. (2017). Building Up The Database Of The Level 2 Java Sea Ecoregion Based On Physical Oceanographic Parameters.
Spalding, M. D., Fox, H. E., Allen, G. R., & Davidson, N. (2007). Marine Ecoregions of The World: A Bioregionalization of Coastal and Shelf Areas. BioScience, 57.
Susana, T. (2009). Tingkat Keasaman dan Oksigen terlarut sebagaiIndikator Kualitas Perairan sekitar Muara Sungai Cisadane. J. Teknol. Lingkung. 5(2).
Xie, S., Hafner, J., Tanimato, Y., Liu, W. T., Tokinaga, H., & Xu, H. (2002). Bathymetri Effect on the winter sea surface temperature and climate of the yellow and East China Sea. Geophys. Res. Lett. 29(24).
Yuniarti, A., Maslukah, L., & Helmi, M. (2013). Studi Variabilitas Suhu Permukaan Laut Berdasarkan Citra Satelit Aqua MODIS Tahun 2007-2011 di Perairan Selat Bali. Journal of Oceanography, 2(4), 416-421.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Jurnal Hidropilar
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.