Perolehan Data Batimetri Menggunakan Metode Satellite Derived Bathymetry untuk Percepatan Pembuatan Electronic Navigational Chart di Perairan Raja Ampat

Acquisition of The Bathymety Data using Satellite Derived Bathyemetry Method to Accelerate The Making of Electronic Navigational Chart in Raja Ampat Waters

Authors

  • Febry Bintanio Wibisono Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut, Prodi D3 Hidro-Oseanografi
  • Ahmad Lufti Ibrahim Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal)
  • Maryani Hartuti Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh, LAPAN

DOI:

https://doi.org/10.37875/hidropilar.v7i1.202

Keywords:

Satellite Derived Bathymetry, Electronic Navigational Chart, Stumpf, SPOT-7, Total Vertical Uncertainty

Abstract

Insiden kapal kandas di perairan Raja Ampat yang paling diingat yakni pada tahun 2017 yang melibatkan kapal cruise MV. Caledonian Sky berbendera Bahama di sekitar perairan Pulau Mansuar. Akibatnya, sekitar 1600 m² terumbu karang menjadi rusak. Untuk mencegah insiden serupa, perolehan data batimetri menggunakan metode Satellite Derived Bathymetry (SDB) ini dianggap efektif dan efisien dalam mendapatkan informasi kedalaman di perairan dangkal, guna percepatan dalam pembuatan Electronic Navigational Chart (ENC) di perairan Raja Ampat. Dalam penelitian ini, dilakukan pemodelan empirik menggunakan algoritma yang dikembangkan oleh Stumpf et al (2003) dengan menggunakan citra dari satelit SPOT-7 sebanyak 3 scene citra di sekitar perairan Raja Ampat, Papua Barat. Hasil analisa akurasi yang didapat berupa nilai R² sebesar 0.6214 (62,14%). Selanjutnya dilakukan perhitungan Total Vertical Uncertainty (TVU) sesuai ketentuan S-44 IHO Edisi 5 (2008) terhadap 6 kelompok kedalaman, yakni kurang dari 1 meter (<1m), 1 sampai 2 meter (1-2m), 2,1 sampai 5 meter (2.1-5m), 5,1 sampai 10 meter (5.1-10m), 10,1 sampai 15 meter (10.1-15m), dan 15,1 sampai 20 meter (15.1-20m). Dari hasil yang didapat, pada kedalaman tidak lebih dari 5 meter merupakan data yang terbaik untuk diaplikasikan ke dalam pembuatan ENC. Jumlah lokasi destinasi wisata yang dipilih untuk pembuatan ENC sebanyak 8 lokasi yang tersebar di perairan Raja Ampat.

References

TH CSPWG. (2018). CSPCWG is invited to consider standardization and guidance for the representation of Satellite Derived Bathymetry (SDB) data on paper charts and ENCs. UKHO.

Abdillah, M.H. (2018). Pembuatan Peta Laut Berdasarkan S-4 dan S-57

International Hydrographic Organization (IHO) Menggunakan Perangkat Lunak Arcgis 10.4.1. Bogor: Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Geodesi, Universitas Pakuan Bogor.

Agoes, F. H., Irawan, F. A., & Marlianisya, R. (2018). Interpretasi Citra Digital Penginderaan Jauh Untuk Pembuatan Peta Lahan Sawah dan Estimasi Hasil Panen Padi. Banjarmasin: Politeknik Negeri Banjarmasin.

Arya. (2015). Ekstraksi Kedalaman Laut Menggunakan Data SPOT-7 di Teluk Belangbelang Mamuju. Tugas Akhir. Jakarta: STTAL.

Arya, Winarso, G., Santoso A.I. (2016). Evaluasi Akurasi Ekstraksi Kedalaman Laut Dengan Metode Lyzenga dan Modifikasinya Menggunakan Data SPOT-7 di Teluk Belangbelang Mamuju. Jurnal Ilmiah Geomatika Volume 22 No. 1 Mei 2016: 09-19.

Budiyanto, E., Muzayanah. (2018). Pendalaman Materi Geografi Modul 2 Penginderaan Jauh. Kemenristekdikti.

CNN Indonesia. (2018). Kemenpar Minta Diplomat Ikut Mempromosikan Wisata Indonesia. (Online), (https://www.cnnindonesia.com/g aya-hidup/20181216152439-269-354026/kemenpar-minta-diplomat-ikut-mempromosikan- wisata-indonesia, diakses 23 Januari 2020).

Ekomomi Bisnis. (2017). Ini Kronologi MV Caledonian Sky Tabrak Terumbu Karang di Raja Ampat. (Online), (https://ekonomi.bisnis.com/read/20170315/99/637409/ini- kronologi-mv-caledonian-sky- tabrak-terumbu-karang-di-raja- ampat, diakses 23 Januari 2020).

EOMAP. (2015). UKHO published first nautical chart with EOMAP Satellite Derived Bathymetry. (Online), (https://www.eomap.com/ukho- published-first-nautical-chart- eomap-satellite-derived- bathymetry/, diakses 8 Mei 2020).

Ginting, D. N. Br., Faristyawan, R. (2018). Pemanfaatan Citra Landsat 8 Untuk Ekstraksi Informasi Batimetri. Majalah Inderaja Vol. IX No. 11, November 2018. Jakarta: Lapan.

Green, E., Edwards A., and Mumby P. (2000). Mapping Bathymetry, in Edwards A. (ed.), Remote Sensing Handbook for Tropical Coastal Management. Paris: UNESCO.

IHO. (2000). IHO Transfer Standarts for Digital Hydrographic Data (Edition 3.1). IHO publication S-57. Monaco: International Hydrographic Organization.

IHO. (2000). S-57 Appendix B Product Spesification. Monaco: International Hydrographic Organization.

IHO. (2017). Electronic Navigational Charts (ENCs) “Production, Maintenance and Distribution Guidance”. IHO Publication S-65 Edition 2.1.0. Monaco: International Hydrographic Organization.

IHO. (2018). Facts about Electronic Charts and Carriage Requirements. IHO Publication S-66 Edition 1.1.0. Monaco: International Hydrographic Organization.

IHO. (2018). Regulations of The IHO For International (INT) Charts and Charts Spesifications Of The IHO. IHO Publication S-4 Edition 4.8.0. Monaco: International Hydrographic Organization.

IHO, IOC, GEBCO. (2019). The IHO- IOC GEBCO Cook Book. IHO Publication B-11, IOC Manuals and Guides, 63.

IMO. (2020). Brief History of IMO. (Online), (http://www.imo.org/en/About/Hist oryOfIMO, diakses 15 Maret

.

Janssen, Lucas L.F dan Huurneman, Gerrit C. (2001). Principles of Remote Sensing. ITC Educational Textbook Series, Netherland.

Kraak, M. J., Ormeling, F. (2003). Cartography: Visualization of Geospatial DataSecond Edition. Belanda: Pearson Education Limited.

Kusumowidagdo dkk. (2007).Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Jakarta: Lapan & Unnes.

Lillesand and Kiefer, (1979), Remote Sensing and Image Interpretation, John Wiley and Sons, New York.

Lyzenga, David. (1978). Passive Remote-Sensing Techniques for Mapping Water Depth and Bottom Features. Applied optics. 17. 379-

10.1364/AO.17.000379.

Nugraha, A.Y. (2016). Pemetaan Batimetri di Perairan Dangkal Menggunakan Data Penginderaan Jauh SPOT-7 (Studi Kasus Lembar - Lombok). Tugas Akhir. Jakarta: STTAL.

Pemerintahan Kabupaten Raja Ampat. (2016). Sejarah Kabupaten Raja Ampat. (Online), (https://rajaampatkab.go.id/sejara h, diakses 23 Januari 2020).

Peraturan Presiden RI Nomor 16 Tahun 2017 Tentang Kebijakan Kelautan Indonesia. Lampiran I.

Peraturan Presiden RI Nomor 66 Tahun 2019 Tentang Susunan Organisasi TNI.

Poerbandono dan Djunarsjah, E. (2005). Survei Hidrografi. Bandung: Refika Aditama.

Priyadi, A. (2015). Pembuatan Port ENC di Tanjung Priok. Tugas Akhir. Jakarta: STTAL.

Pujiastuti, Y. S. (2015). “Pelajaran Geografi Kelas IX (Kurikulum 2013)”. Jakarta: Erlangga.

Pushidrosal.(2019). Sejarah Pushidrosal. (Online), (http://www.pushidrosal.id/sejara h/25/, diakses 23 Januari 2020).

Robinson A. H., Morrison J. L., Muehrcke P. C., Kimerling A. C, Guptill S.C. (1995). Elementh Of Cartography. Canada: Jhon Wiley and Sons.INC.

Said, Md Najhan et al. (2017). Satellite- Derived Bathymetry: Accuracy Assessment on Depths Derivation Algorithm for Shallow Water Area. The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLII-4/W5. Malaysia: Universiti Teknologi Malaysia Skudai.

Santoso, A. I. (2008). Kajian Pulau- Pulau Kecil Terluar Untuk Menentukan Batas Wilayah Maritim Menggunakan Teknologi penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus Pulau Nipa, Provinsi Kepulauan Riau). Tesis. Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Setiawan, K.T. et al. (2018). Development of Bathymetry Extraction Model from SPOT 7 Satellite Image. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science.

Sirait, R. (2016). Ekstraksi Kedalaman Laut Untuk Mendukung Daerah Latihan Pendaratan Pasukan Menggunakan Teknologi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus Pulau Damar Provinsi DKI Jakarta). Skripsi. Jakarta: STTAL.

Sumekta, Y. (2019). Studi Penggunaan Citra Satelit Landsat-8 OLI Untuk Mengidentifikasi Kedangkalan (Imprecise Shoal Area) Guna Updating Peta Laut (Studi Kasus Kepulauan Raja Ampat, Kepulauan Balabalagan Dan Kepulauan Bagian Selatan Selat Makasar). Tugas Akhir. Jakarta: STTAL.

Sutanto. (1994). Penginderaan Jauh, Jilid III. Universitas Gajahmada Press.Yogyakarta

Suyoto, R. H. (2016). Pembuatan ENC Menggunakan Perangkat Lunak CARIS S-57 Composer 2.4 (Studi Kasus Perairan Teluk Banten). Tugas Akhir. Jakarta: STTAL.

Syah, A. F. (2010). Penginderaan Jauh dan Aplikasinya di Wilayah Pesisir Dan Lautan. Jurnal Kelautan, Volume 3, No. 1. ISSN: 1907-

Madura: Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo.

Tasina. (2019). Kustomisasi Simbol Peta Laut Indonesia Pada Perangkat Lunak CARIS PCC 2.15. Tugas Akhir. Jakarta: STTAL.

Tempfli, K., Kerle, N., Huurnemann, G.C., Janssen, C.L.F. (2001). Principles of Remote Sensing an Introductory textbook. ITC, Netherlands.

Undang-undang Nomor 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara.

Wahyuningrum, P.I. (2007). Pengembangan Algoritma Untuk Estimasi Kedalaman Perairan Dangkal Menggunakan Data Landsat-7 Etm+ (Studi Kasus: Perairan Gugus Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta). Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Wikipedia. (2019). Kepulauan Raja Ampat. (Online), (https://id.wikipedia.org/wiki/Kepu lauan_Raja_Ampat, diakses 23

Januari 2020)

Downloads

Published

2021-07-24

How to Cite

Wibisono, F. B., Ibrahim, A. L., & Hartuti, M. (2021). Perolehan Data Batimetri Menggunakan Metode Satellite Derived Bathymetry untuk Percepatan Pembuatan Electronic Navigational Chart di Perairan Raja Ampat: Acquisition of The Bathymety Data using Satellite Derived Bathyemetry Method to Accelerate The Making of Electronic Navigational Chart in Raja Ampat Waters. Jurnal Hidropilar, 7(1), 31–60. https://doi.org/10.37875/hidropilar.v7i1.202