Pemanfaatan Citra Planet Scope untuk Estimasi Batimetri (Studi Kasus di Perairan Laut Dangkal Pulau Karimun Jawa Jepara Jawa Tengah)

Utilization of Scope Planet Image for Batimetry Estimation (Case Studi in Shallow Sea Waters Of Karimunjawa Island, Jepara, Central Java)

Authors

  • Ahmad Hambali Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut, Prodi D3 Hidro-Oseanografi
  • Agus Iwan Santoso Dinas Pemetaan, Pushidrosal
  • Kuncoro Teguh S. Peneliti Pada Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh, Lapan
  • Atriyon julzarika Peneliti Pada Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh, Lapan
  • Johar Setiyadi Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut, Prodi Hidrografi
  • Endro Sigit K. Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut, Prodi Hidrografi

DOI:

https://doi.org/10.37875/hidropilar.v7i1.201

Keywords:

Citra Planet, Estimasi Batimetri

Abstract

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar didunia yang luas wilayahnya mencapai 6.400.000 km2 dengan panjang garis pantai 108.000 km, Berdasarkan hal tersebut diatas peta laut Indonesia yang harus dituntut selalu diperbaharui.Tetapi pada kenyataan yang terjadi tidak berjalan secara optimal, mengingat luas wilayah laut indoneisa lebih luas 2/3 dari luas wilayah Indonesia. Seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, peran teknologi penginderaan jauh saat ini adalah solusi yang diharapkan dapat menyajian data dan informasi yang di butuhkan untuk pelaksanaan kegiatan survei dengan jangka waktu yang relative pendek dan biaya murah serta hasil yang optimal guna memperbaharui peta laut tersebut, Maka metode ravid survei merupakan suatu parameter yang dapat dilaksanakan dengan menggunakan metode Satellite Derived Bathymetry (SDB). Penelitian ini dilakukan dengan pemodelan batimetri secara empirik pada citra satelit Planet menggunakan algoritma Rasio Band diperairan Laut Dangkal Pulau Karimunjawa Jepara Jawa Tengah. Hasil analisa akurasi yang didapat berupa nilai Hasil koefisien determinasi nilai R²=0,9052 atau sebesar 90,52%, Hasil matriks konfusi akurasi dengan nilai akurasi sebesar 71% dengan jumlah data 210 data dan Hasil dari perhitungan TVU Pada rentang kedalaman 0-2 dengan ketelitian 0,56 meter dari 52 data yang digunakan menghasilkan 96% data masuk kedalam kriteria standar S-44 IHO, kedalaman 2,1-5 dengan ketelitian 1,61 meter dari 55 data yang digunakan menghasilkan 46% data masuk kedalam kriteria standar S-44 IHO, kedalaman 5,1-10 dengan ketelitian 3,09 meter dari 32 data yang digunakan menghasilkan 9% data masuk kedalam kriteria standar S-44 IHO, kedalaman 10,1-20 dengan ketelitian 5,43 meter dari 31 data yang digunakan menghasilkan 3% data masuk kedalam kriteria standar S-44 IHO, kedalaman

>20 dengan ketelitian 4,96 meter dari 40 data yang digunakan menghasilkan 25% data masuk kedalam kriteria standar S-44 IHO. Serta kedalaman maksimal hasil ekstraksi citra planet mencapai kedalaman >20 meter atau pada kedalaman 30,54 meter.

References

Arya. (2015). Ekstraksi Kedalaman Laut Menggunakan Data SPOT-7 (di Teluk Belangbelang Mamuju). Tugas Akhir. Jakarta: STTAL.

Bobsaid., M.W, Jaelani, L.M. (2017). Studi Pemetaan Batimetri Perairan Dangkal Menggunakan Citra Satelit Landsat 8 dan Sentinel-2A (Studi Kasus: Perairan Pulau Poteran dan Gili Iyang, Madura).

Hanityawan, D.S, Basith A, Harintaka, (2017). Evaluasi Ketelitian Penentuan Kedalaman Perairan Dangkal Menggunakan Citra Satelit Pleiades. (Online), (http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/128238/ diakses 26/06/20).

Ihlas, (2017). Akuisisi Data Batmetri Menggunakan Metode Satellite Derived Bathymetry (Sdb) (Studi Kasus Perairan Teluk Halong Kota Ambon). Tugas Akhir. Jakarta: STTAL.

IHO Standards for Hydrographic Surveys (2008), 5th Edition, Special Publication No. 44, Monaco.

Kurniawan, R. (2019). Pemilihan Lokasi Pantai Pendaratan Amfibi Dengan Menggunakan Citra Satelit Sentinel-2a (Studi Kasus Pulau Selaru).

Nugraha, A.Y. (2016). Pemetaan Batimetri di Perairan Dangkal Menggunakan Data Penginderaan Jauh SPOT-7 (Studi Kasus Lembar - Lombok). Skripsi. Jakarta: STTAL.

Santoso, A. I. (2008). Kajian Pulau- Pulau Kecil Terluar Untuk Menentukan Batas Wilayah Maritim Menggunakan Teknologi penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus Pulau Nipa, Provinsi Kepulauan Riau). Tesis. Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Sumekta, Y. (2019). Studi Penggunaan Citra Satelit Landsat-8 OLI Untuk Mengidentifikasi Kedangkalan (Imprecise Shoal Area) Guna

Updating Peta Laut (Studi Kasus Kepulauan Raja Ampat, Kepulauan Balabalagan Dan Kepulauan Bagian Selatan Selat Makasar). Skripsi. Jakarta: STTAL.

Suwargana, N. (2013). Resolusi Spasial, Temporal Dan Spektral Pada Citra Satelit Landsat, Spot Dan Ikonos.

Stumpf, R.P, Holderied, K. (2003). Determination of water depth with high-resolution satellite imagery over variable bottom types. (Online), (https://aslopubs.onlinelibrary.wil ey.com/doi/pdf/10.4319/lo.2003.48.1_part_2.0547/ diakses 28/06/2020).

Pamungkas, R. (2019). Evaluasi Jalur Evakuasi Bencana Erupsi Gunung Merapi Dengan Menggunakan Metode Least Cost Pathanalysis Di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman.( http://eprints.ums.ac.id/24040/2/ BAB_I.pdf/ diakses 18/11/2020).

Pushidrosal. (2018). Data Kelautan Yang Menjadi Rujukan Nasional. (Online), (https://www.pushidrosal.id/berit a/5256/, diakses 3/6/20).

Downloads

Published

2021-07-24

How to Cite

Hambali, A., Santoso, A. I., S., K. T., julzarika, A., Setiyadi, J., & K., E. S. (2021). Pemanfaatan Citra Planet Scope untuk Estimasi Batimetri (Studi Kasus di Perairan Laut Dangkal Pulau Karimun Jawa Jepara Jawa Tengah): Utilization of Scope Planet Image for Batimetry Estimation (Case Studi in Shallow Sea Waters Of Karimunjawa Island, Jepara, Central Java). Jurnal Hidropilar, 7(1), 23–30. https://doi.org/10.37875/hidropilar.v7i1.201