Akuisisi Data Batimetri Menggunakan Citra Satelit Spot-7 Diperairan Teluk Halong Kota Ambon

Bathymetry Data Acquisition Using Spot-7 Satellite Imagery in Halong Bay, Ambon City

Authors

  • Ihlas Ihlas Mahasiswa Program Studi D-III Hidro-Oseanografi, STTAL
  • Gathot Winarso Dosen Pembimbing / Peneliti dari LAPAN
  • Agus Iwan Santoso Dosen Pengajar Prodi D-III Hidro-Oseanografi, STTAL
  • Johar Setiyadi Ketua Prodi D-III Hidro-Oseanografi, STTAL

DOI:

https://doi.org/10.37875/hidropilar.v4i1.91

Keywords:

Akuisisi, Penginderaan, SDB

Abstract

Peta laut Indonesia dituntut harus selalu diperbaharui, namun pada kenyataannya tidak berjalan secara optimal bahkan sebagian peta laut belum diperbaharui sampai dengan saat ini. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka teknologi penginderaan jauh memberikan peluang besar untuk pemetaan batimetri perairan dangkal secara efektif dan efisien, terutama untuk daerah yang memiliki tingkat perubahan kedalaman secara cepat. Penelitian ini menggunakan data Citra Satelit Spot-7 dan Lembar Lukis Teliti (LLT) di perairan Teluk Halong Kota Ambon. Proses pengolahan data menggunakan metode Satellite Derived Bathymetry (SDB) yang dikembangkan Kano et al. (2011) mempunyai kelebihan dapat menganalisa suatu wilayah tanpa menyentuh atau berada di wilayah tersebut dengan rentang waktu yang relatif singkat. Tujuannya untuk mendapatkan seberapa besar tingkat ketelitian dan keakurasian data kedalaman laut hasil ekstraksi kedalaman laut dari citra satelit pada daerah Teluk Halong Kota Ambon. Dalam pengolahan data menggunakan metode SDB menunjukan bahwa Metode STR menghasilkan nilai korelasi tertinggi dibanding empat metode lainnya. Pada kedalaman 0 meter sampai dengan 2 meter memiliki ketelitian 0.21, pada kedalaman 2.1 meter hingga 5 meter memiliki ketelitian 0.23 meter, pada kedalaman 5.1 meter hingga 10 meter memiliki ketelitian 0.06 meter, dan pada kedalaman 10.1 meter hingga 20 meter memiliki ketelitian 0.08 meter.

References

Arya, (2015). Ekstraksi Kedalaman Laut Menggunakan Teknologi Penginderaan Jauh Dan Sistim Informasi Geografis (Studi Kasus Perairan Teluk Belangbelang Mamuju Propinsi Sulawesi Barat).[Tugas Akhir]. Jakarta (ID): Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut.

Avery. T.E and G.L.Berlin, (1985). Interpretation of Aerial Photographs, Burgess Publishing Company, Minneapolis, Minn.

Banari, A. D., Morin, F., Bonn, and Huete, A. R. (1995). A Review of Vegetation Indices. Remote Sensing Reviews. (13), pp. 95-120.

Bolton, (2006). dalam Nurdian Kartika Sari (2012). Pengkondisian Sinyal dan Akuisis Data. Jakarta (ID): Universitas Indonesia

Danoedoro, P. (1996) “ Pengolahan Citra Digital”, Teori dan Aplikasi dalam Bidang Penginderaan Jauh”. Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada. 254 hlm.

Dishidros, (2012). “Data Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia”. SE/1641/IV/2012 Jakarta.

Green et al., (2000) dalam La Ode Ahmad Mustary, (2013). Pemetaan Batimetri Perairan Laut Dangkal di gugusan Pulau Tiga, Kabupaten Natuna dengan Menggunakan Citra Alos Avnir-2.[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Husein, (2010). dalam Nurdian Kartika Sari (2012). Pengkondisian Sinyal dan Akuisis Data. Jakarta (ID): Universitas Indonesia.

IHO. (2008). Standards for Hydrographyc Surveys 5th Edition, Special Publication No. 44, Monaco.

Kano, A et al. (2011). “Shallow Water Bathymetry From Multispectral Satelite Images: Extensions Of Lyzenga’s Method For Improving Accuracy,” Coastal Engineering Journal, Vol. 53, No. 4 (2011) 431-450, Japan.

Kano, A. & Tanaka, Y. (2012). Modified Lyzenga’s Method for Estimating Generaized Coefficients of Satelite-Based Predictor of Shallow Water Depth,” IEEE Geosciences And Remote Sensing Letters, Vol. 9, No. 4, July 2012, Japan.

Lillesand. T.M. and R.W. Kiefer, (1979). Remote Sensing and Image Interpretation, John Willey and Sons, New York.

Lindgren.D.T, (1985). Land Use Olanning and Remote Sensing, Martinus Nijhoff Publishers, Doldrect.

Pipkin et al, (1987). dalam La Ode Ahmad Mustary, (2013). Pemetaan Batimetri Perairan Laut Dangkal di gugusan Pulau Tiga, Kabupaten Natuna dengan Menggunakan Citra Alos Avnir-2.[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Poerbandono dan Djunarsjah, (2005). dalam La Ode Ahmad Mustary, (2013). Pemetaan Batimetri Perairan Laut Dangkal di gugusan Pulau Tiga, Kabupaten Natuna dengan Menggunakan Citra Alos Avnir-2.[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Santoso, A. (2008). Kajian Pulau-Pulau Kecil Untuk Menentukan Batas Wilayah Maritim Menggunakan Teknologi Penginderaan Jauh dan Sisitim Informasi Geografis (Studi Kasus Pulau Nipa, Provinsi Kepulauan Riau). Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Downloads

Published

2018-07-25

How to Cite

Ihlas, I., Winarso, G., Santoso, A. I., & Setiyadi, J. (2018). Akuisisi Data Batimetri Menggunakan Citra Satelit Spot-7 Diperairan Teluk Halong Kota Ambon: Bathymetry Data Acquisition Using Spot-7 Satellite Imagery in Halong Bay, Ambon City. Jurnal Hidropilar, 4(1), 9–17. https://doi.org/10.37875/hidropilar.v4i1.91