Pengolahan Sedimen Layang dan Sedimen Terendap Survei Hidro-Oseanografi Banjarmasin 2015

Processing of Fly Sediment and Sediment Sediment Hydro-Oceanographic Survey Banjarmasin 2015

Authors

  • Ngavif Ardani Mahasiswa Program Studi D-III Hidro-Oseanografi, STTAL
  • Saroso Saroso Dosen Pengajar Prodi D-III Hidro-Oseanografi, STTAL
  • Kamija Kamija Dosen Pengajar Prodi D-III Hidro-Oseanografi, STTAL
  • Khoirol Imam Fatoni Dosen Pengajar Prodi D-III Hidro-Oseanografi, STTAL

DOI:

https://doi.org/10.37875/hidropilar.v2i1.44

Keywords:

Keselamatan pelayaran, Sedimen, Analisis ukuran butir, Jenis sedimen, Skewness, Kurtosis

Abstract

Keselamatan pelayaran adalah suatu keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan dan keamanan yang menyangkut aktivitas angkutan pada alur pelayaran dan di pelabuhan. Salah satu kendala yang dihadapi untuk mendukung terlaksananya kegiatan di pelabuhan dengan aman adalah terjadinya pendangkalan kolam. Laju sedimentasi yang cepat merupakan kendala bagi kelancaran operasional pelabuhan Banjarmasin dan alur pelayarannya. Penting dilakukan kajian untuk mengetahui karakteristik proses sedimentasi yang terjadi.

Karakter sedimen laut dapat diidentifikasi dengan ukuran butir sedimen, komposisi sedimen, mekanisme transportasi, dan lingkungan pengendapan. Ukuran butir adalah sifat-sifat yang sangat fundamental dari partikel sedimen, mempengaruhi pengangkatan (entrainment), transport dan pengendapan sedimen. Analisa ukuran butir sedimen memberikan kunci penting bagi asal-usul sedimen, sejarah transportasi, dan kondisi pengendapan. Analisa ukuran butir sedimen memberikan gambaran tentang sifat-sifat fisik sedimen yang berkaitan dengan kemungkinan pemanfaatannya untuk berbagai keperluan. Adapun untuk pengolahan sedimen layang dapat dilakukan dengan metode penyaringan (filtering) dan sedimen terendap dengan metode kering sampai dengan mendapatkan hasil jenis sedimen dan analisis ukuran butir (Grain Size Analysis).

Hasil pengolahan sedimen tersebut didapatkan nilai rata-rata kandungan sedimen layang pada daerah survei adalah 0,0309 gram/liter dan berdasarkan ukuran rata-rata dari ukuran partikel sedimen yang mendominasi adalah fraksi pasir dengan jenis Silty Sand. Berdasarkan nilai Sortasi, terlihat bahwa partikel sedimen pada umumnya terpisah dengan buruk dengan klasifikasi Poorly Sorted. Dilihat dari nilai kurtosisnya didominasi jenis leptokurtic. Selanjutnya dari nilai Skewness dominan bernilai negatif, hal ini dapat menggambarkan bahwa kecendrungan partikel kasar

References

Alimuddin, A. (2012). Pendugaan Sedimentasi pada DAS Mamasa Di Kab. Mamasa Propinsi Sulawesi Barat. Universitas Hasanudin. Makasar.

Badan Standaridisasi Nasional (BSN). (2006). Tata cara Pengambilan contoh muatan sedimen melayang di sungai dengan cara integrasi kedalaman berdasarkan Pembagian Debit (SNI 3414-2008). Bandung.

Dishidros TNI AL. (2005). Buku Petunjuk Teknik Laboratorium Mini Oseanografi. Jakarta.

Dishidros TNI AL. (2006). Buku Perencanaan Survei Hidrografi. Jakarta.

Dyer, K.R.(1986).Coastal and estuarine sediment dynamics. John wiley & sons.Toronto.singapore. hal 13-39. ISBN-10: 0471908762.

Folk, R.L. and Ward, W.C. (1957). Brazos river bar: a study in the significance of grain size parameters. Jurnal of Sedimentary Petrology, vol. 27, no. 1, 3-26.

Heriyanto, T. (2012). Laporan Praktikum Sedimentologi Analisis Fraksi Sedimen Perairan Selat Rupat. Universitas Riau. Pekanbaru.

Holme, N.A. and A.D. McIntyre. (1984). Methodes for study of Marine Benthos. Second Edition. Blackwell Scientific Publication. Oxford. ISBN-10: 0632054883.

Hutabarat, S. Dan S.M. Evans. (1985). Pengantar Oseanografi. UI Press. Jakarta. ISSN: 9794562181.

Kennet, J.P. (1982). Marine Geology. Printice Hall, Inc. Englewood Cliffs. New Jersey. ISBN-10: 0135569362.

Komar, P.D. (1998). Beach processes and sedimentation. Second edition. Printice Hall. New Jersey. Hal 539. ISBN-10: 0137549385

Lanuru, M dan Suwarni. (2011). Pengantar Oseanografi. Universitas Hasanudin. Makasar.

Lonawarta. (1996). Mengenal Sedimen Laut. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Puslitbang Oseanologi. Balitbang Sumberdaya Laut Ambon. ISSN 0126-0588.

Ongkosongo, O.S.R. (2010). Kuala, muara sungai, dan delta. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Pusat Penelitian Oseanografi. Balai Dinamika Laut.Jakarta. Hal 44.

Pettijohn. (1975). Sedimentary Rock. Harper and Row Publishing. New York. ISBN-10: 0470689161.

Poerbandono dan Djunarsjah, E. (2005). Survei Hidrografi. Refika Aditama. Bandung. ISBN: 978-3304-24-3.

Satriadi, A. (2012). Studi batimetri dan jenis sedimen dasar laut d perairan Marina, Semarang, Jawa Tengah. Buletin Oseanografi Marina. Vol.1 53 – 62. ISSN 2089-3507.

Shepard, E.P. (1954). Nomenclature based on sand silt clay ratios. Jour. Sed.Petrology 24 : 151 – 158.

Siswanto, A. (2011). Kajian sebaran substrat sedimen permukaan dasar di perairan pantai kabupaten Bangkalan. Universitas Trunojoyo Madura. Embryo vol 8 No.1 ISSN 0216-0188.

Triatmojo, B. (2012). Teknik pantai. Beta offset. Yogyakarta. ISBN 979-8541-05-7.

Wentworth, C.K. (1922). A Scale of grade and class term for clastic sediment. Jour. Geol. 30 : 337 – 392.

Downloads

Published

2016-07-25

How to Cite

Ardani, N., Saroso, S., Kamija, K., & Fatoni, K. I. (2016). Pengolahan Sedimen Layang dan Sedimen Terendap Survei Hidro-Oseanografi Banjarmasin 2015: Processing of Fly Sediment and Sediment Sediment Hydro-Oceanographic Survey Banjarmasin 2015. Jurnal Hidropilar, 2(1), 71–88. https://doi.org/10.37875/hidropilar.v2i1.44