Identifikasi Perubahan Kontur Kedalaman Laut Diperairan Sekitar Anak Gunung Krakatau Pasca Erupsi Tahun 2018

Identification of Changes in Sea Depth Contours in the Waters Around the Anak Krakatau Volcano after the 2018 Eruption

Authors

  • Dedy Wirasetiyawan Sekolah Tinggi Teknologi Angkatyan Laut
  • Nawanto Budi Sukoco Peneliti pada Program Studi Hidrografi, STTAL
  • Nur Riyadi Peneliti pada Komando Armada 1 TNI Angkatan Laut
  • Dikdik Satria Mulyadi Peneliti pada Pusat Hidrografi dan Oseanografi Angkatan Laut, Pushidrosal

DOI:

https://doi.org/10.37875/chartdatum.v6i2.184

Keywords:

Krakatau, Multibeam Echosounder, Pemeruman, Kontur Kedalaman

Abstract

Krakatau (Rakata) adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif yang terletak di Selat Sunda, antara Pulau Jawa dan Sumatera. Pada tahun 1927 atau kurang lebih 40 tahun setelah meletusnya Gunung Krakatau, muncul gunung api yang dikenal sebagai Anak Krakatau dari kawasan kaldera purba tersebut yang masih aktif dan tetap bertambah tingginya. Penyebab semakin tingginya gunung itu disebabkan oleh material yang keluar dari perut gunung baru itu. Pada penelitian ini dititik beratkan pada identifikasi perbandingan perubahan kontur kedalaman perairan disekitar Anak Gunung Krakatau sebelum dan pasca erupsi tahun 2018.

Data penelitian ini berupa data sekunder Multibeam Echosounder (MBES) yang diperoleh dari hasil survei KRI Spica-934 di Perairan Selat Sunda atau di sekitar Anak Gunung Krakatau pasca erupsi tahun 2018 menggunakan MBES EM 2040 dan EM 302. Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan software Charis Hips and Sips selanjutnya dioverlay dengan Lembar Lukis Teliti (LLT) tahun 2016. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa terjadi perubahan kontur kedalaman laut di area sekitar Anak Gunung Krakatau pasca erupsi tahun 2018 yang mengakibatkan pendangkalan hampir diseluruh area Anak Gunung Krakatau, terutama di bagian selatan dan barat dimana terdapat garis pantai yang menyempit akibat longsoran, selain itu berdasar data hasil olahan terdapat pola garis kontur kedalaman laut yang mendekati garis pantai.

Downloads

Download data is not yet available.

References

(t.thn.). Diambil kembali dari https://zh.wikipedia.org.

(2006). Dipetik Juni 11, 2018, dari Kongsberg, http://digilib.itb.ac.id: http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/622/jbptitbpp-gdl-dennykurni-31083-3-2008ta-2.pdf

Manual Publication Number 4 (M-4). (2008). International Hydrographic Organization (IHO).

(2015). Dipetik 2019, dari ResearchGate: www.researchgate.net/figure/Definition-of-ship-motion-surge-sway-heave-roll-pitch-yaw_fig3_274095894

de Moustier, C. (1988). State of the Art in Swath Bathymetry Survey Systems.” International Hydrographic Review., Volume 65 (2), pp. 25-54.

de Moustier, C. (1998). Bottom Detection Methods,, Coastal Multibeam Training Course Notes.Ocean Mapping Group, Department of Geodesy and Geomatics Engineering, University of New Brunswick, pp. 6.

Djunarsjah, E. (2005). Diktat Survei Hidrografi II Pemeruman. ITB: Bandung.

E.C. Bouwmeester and A.W. Heemink. (1993). Optimal Line Spacing In Hydrographic Survey. Monaco: IHO in International Hydrographic Review, LXX(l).

Haryanto. (2010). Koreksi Pasang Surut.

International Hydrographic Organization (IHO). (2008). Special Publication S44 5th Edition.

Jaya. (2011). Sound Velocity Profiler (SVP) .

Kongsberg. (2013). Dalam S. I. System. Norway: Kongsberg Maritime AS.

Lekkerkerk, H.-j. R. (2006). offshore Surveing: Acquisition and Processing Volume Two. Netherland: Fugro.

Mann, R. a. (1996). Field Procedures for the Calibration of Shallow Water Multibeam Echosounding System. . Canada: Canadian Hydrograpic.

Mike. (2008). Profil kecepatan suara dalam air laut.

Poerbandono dan Djunarsjah, E. (2005). Survei Hidrografi. Bandung: PT. Refika Aditama, ITB.

PUSHIDROSAL. (2016, November 1). Diambil kembali dari http: //www.pushidrosal.id/buletin/25/SEJARAH/

Pushidrosal. (2016). Peta Laut Indonesia N0. 71A.

Putra, A. (2017, September 15). Pusat Hidro Oseanografi TNI Angkatan Laut. Diambil kembali dari Wikipedia Indonesia: http://id.m.wikipedia.org/wiki/Pusat Hidro Oseanografi TNI Angkatan Laut

Rawi, S. (1985). Teori Pasang Surut.

Sasmita, D. K. (2008). Aplikasi Multibeam Echosounder System (MBES) Untuk Keperluan Batimetrik. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Sugiyono. (2003). Metodelogi Penelitian.

Universitas Indinesia, P. S. (2007). Krakatau : Laboratorium Alam di Selat Sunda. Jakarta: Pusat Survei Sumber Daya Laut Universitas Indonesia.

www.noaateacheratsea.com. (2010).

Downloads

Published

2020-07-22

How to Cite

Wirasetiyawan, D., Sukoco, N. B., Riyadi, N., & Mulyadi, D. S. (2020). Identifikasi Perubahan Kontur Kedalaman Laut Diperairan Sekitar Anak Gunung Krakatau Pasca Erupsi Tahun 2018: Identification of Changes in Sea Depth Contours in the Waters Around the Anak Krakatau Volcano after the 2018 Eruption. Jurnal Chart Datum, 6(2), 1–11. https://doi.org/10.37875/chartdatum.v6i2.184