Studi Perhitungan Muka Surutan Peta Berdasarkan Waktu Terjadi Supermoon di Perairan Kalabahi Nusa Tenggara Timur
Study of the Calculation of the Face of the Map Based on the Time of the Supermoon in the Kalabahi Waters of East Nusa Tenggara
DOI:
https://doi.org/10.37875/chartdatum.v6i1.170Keywords:
Muka Surutan Peta, Supermoon, Kalabahi NTT, LAT, least SquareAbstract
Ketersediaan data muka laut pada saat terjadi Supermoon di Perairan Kalabahi Nusa Tenggara Timur, merupakan modal untuk perhitungan dan menganalisis LAT untuk mendapatkan kedudukan Chart datum atau Muka Surutan Peta Laut. Data yang digunakan berasal dari pengukuran pasang surut Tim Survei Pushidrosal Perairan Kalabahi NTT pada tanggal 13 November hingga 12 Desember 2017. Dan data hasil pengukuran 1 Tahun stasiun pasang surut permanen BIG 1 Tahun mulai 9 Maret 2017 hingga 9 Maret 2018. Kedua data tersebut dilakukan pengolahan menggunakan metode least square dengan software matlab 2013a (T_tide-v1.3 beta), sehingga menghasilan 32 konstanta pasang surut, amplitudo dan fase serta data elevasi air laut. Konstanta yang signifikan dari data temporal Pushidrosal dan data permanen BIG berjumlah 8, hal ini menunjukkan konstanta tersebut adalah konstanta yang mempengaruhi supermoon berdasarkan amplitudo yang signifikan, yaitu O1, NO1, P1, K1, N2, M2, S2, K2. Hasil pengolahan data grafis pasang surut ke dua data tersebut saat terjadi fenomena supermoon, elevasi maksimumnya pada tanggal 5 Desember 2017 pukul 17.00 UTC sebesar 137.9 cm. Nilai muka surutannya pengolahan data permanen BIG sebesar 659 cm, dengan nilai MSL / duduk tengah sebesar 837 cm maka diperoleh nilai Zo adalah 177 cm. Untuk nilai Zo peta no. 394 (2016) sebesar 14 dm (140 cm) dibawah duduk tengah.
Downloads
References
Widyantoro, Bayu triyogo.(2014). karakteristik pasang surut laut di indonesia, Jurnal Ilmiah Geomatika Vol.20 No.1.
Yogaswara, Gerdha Muhamad. (2010). Pola Arus Permukaan di Perairan Pulau Tidung, JURNAL OSEANOGRAFI, Volume 5, Nomor 2
Kurniawan, Cecep.(2012). Penerapan Lowest Astronomical Tide Pendekatan dalam penentuan titik dasar (studi kasus Tanjung Datu, Kalimantan Barat), Tugas Akhir, STTAL jurusan Teknik Hidrografi, Jakarta
Supriyono. (2013) Analisa dan perhitungan prediksi pasang surut menggunakan metode Admiralty dan metode Least square. Tugas Akhir, STTAL jurusan Teknik Hidrografi, Jakarta
Kuncoro. (2013). Analisa Penentua Lowest Astronomical Tide (LAT) berbasiskan lama waktu pengamatan (studi kasus perairan Benoa). Tugas Akhir, STTAL jurusan Teknik Hidrografi, Jakarta
Jamalludin. (2016). Identifikasi banjir rob periode 2013 – 2015 di kawasan pantai Utara Jakarta. Tugas Akhir, STTAL jurusan Teknik Hidrografi, Jakarta
Rawi, S. (1985). Pasang surut, Diktat Kuliah Pendidikan Survei Laut Rekayasa, ITB-BAKOSURTANAL.
Dronkers, J.J. (1964). Tidal Computation : in River Coastal Water. Noerth Holand Publishing. Amsterdam.
Poerbandono dan Djunarsiah, E. (2005). Survei Hidrografi,refika aditama, Bandung.
Haryono & Narni,S.(2004). Karakteristik pasang surut laut di pulau jawa, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Rawi,S. (2012). Kuliah umum tentang teori pasang surut. STTAL, Jakarta
Pugh, D. T.(1987). Tides, Surges and mean sea level. John wiles and Sons
Ingham. (1975). Sea Surveying, Department of land surveying, North East London Politectic.
Smith, Yvette (2011) “Goddard’s chief scientist talks about the supermoon phenomenon, Https://id.m.wikipedia.org
Wolchover,(2011),NASA. Diakses tanggal 12-03-2011
Wijoseno, Gagah.(2011). Gempa jepang 8,9 SR dan fenomena supermoon. Https://id.m.wikipedia.org
Campbell, Hank. (2011). Japanese Earthquake Cause Supermoon Concern. Https://id.m.wikipedia.org
Badan Meteorologi dan klimatologi Geofisika. (2018). Fenomena Trilogi supermoon, Waspada “rob” di awal tahun 2018. http://www.bmkg.go.id
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2020 Jurnal Chart Datum
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.