Studi Perubahan Alur Pelayaran Teluk Palu Pasca Gempa dan Tsunami Tahun 2018

Study on Changes in Shipping Paths in Palu Bay after the 2018 Earthquake and Tsunami

Authors

  • Marli Fredrik Lukas Watuliu Sekolah Tinggi Teknologi Angkatyan Laut
  • Nawanto Budi Sukoc Peneliti pada Program Studi Hidrografi, STTAL
  • Nur Riyadi Peneliti pada Komando Armada 1 TNI Angkatan Laut
  • Dikdik Satria Mulyadi Peneliti pada Pusat Hidrografi dan Oseanografi Angkatan Laut, Pushidrosal

DOI:

https://doi.org/10.37875/chartdatum.v6i2.196

Keywords:

Teluk Palu, Alur Pelayaran, Gempa dan Tsunami, Batimetri, Multibeam Echosounder

Abstract

Teluk Palu terletak di Sulawesi Tengah dan memiliki beberapa pelabuhan yang ramai disinggahi oleh kapal-kapal salah satunya Pelabuhan Pantoloan. Dengan terjadinya gempa dan tsunami tahun 2018 mengakibatkan adanya perubahan yang terjadi di alur pelayaran Pelabuhan Pantoloan yang dapat mempengaruhi keamanan dalam pelayaran. Keamanan dalam pelayaran merupakan faktor yang sangat penting untuk menunjang kelancaran transportasi laut serta mencegah terjadinya kecelakaan di laut. Perubahan bentuk dasar laut yang terjadi pasca gempa dan tsunami sangat mempengaruhi dalam perubahan yang terjadi pada Alur Pelayaran.

Penelitian ini menggunakan data hasil Survei yang dilakukan oleh Pushidrosal dalam hal ini KRI Spica-934 di Teluk Palu pada tahun 2018 pasca terjadinya gempa dan tsunami. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan Multibeam Echosounder EM 302 single head. Hasil pengolahan data menggunakan Caris Hips and Sips menghasilkan data csar. Hasil data pengolahan dioverlaykan dengan data Lembar Lukis Teliti (LLT) hasil survei tahun 2012 sebelum terjadinya gempa dan tsunami tahun 2018. Setelah dilakukan overlay data hasil olahan dengan LLT tahun 2012 didapatkan bahwa tidak adanya perubahan pada Alur Pelayaran Pelabuhan Pantoloan dan tidak ditemukan adanya bahaya-bahaya navigasi yang dapat mempengaruhi keselamatan alur keluar masuk kapal di Pelabuhan Pantoloan. Yang terjadi perubahan adalah pada pergeseran beberapa kontur kedalaman setelah membandingkan data survei tahun 2018 dengan LLT tahun 2012.

Downloads

Download data is not yet available.

References

(Pushidrosal), D. (n.d.). 2012.

A.Balasubramanian, P. (2017, Juli 23). bala1957/seawater-and-its-properties. Retrieved juni 11, 2018, from In.Slideshare:

de Moustier, C. (1988). State of the Art in Swath Bathymetry Survey Systems.” International Hydrographic Review., Volume 65 (2), pp. 25-54.

de Moustier, C. (1998). Bottom Detection Methods,, Coastal Multibeam Training Course Notes.Ocean Mapping Group, Department of Geodesy and Geomatics Engineering, University of New Brunswick, pp. 6.

Djunarsjah, E. (2005). Diktat Survei Hidrografi II Pemeruman. ITB: Bandung.

E.C. Bouwmeester and A.W. Heemink. (1993). Optimal Line Spacing In Hydrographic Survey. Monaco: IHO in International Hydrographic Review, LXX(l).

Haryanto. (2010). Koreksi Pasang Surut.

IN.TEC. (2014). geophysical-geotechnical-and-hydrographic-survey. Retrieved Juli 2, 2018, from IN.TEC: http://www.intecmes.com/2014/services/geophysical-geotechnical-and-hydrographic-survey/

International Hydrographic Organization (IHO). (2008). Special Publication S44 5th Edition.

International Hydrographic Organization (IHO) S-44. (2008). S-44. International Hydrographic Organization (IHO).

Irawan, N. (2011). Survei Hidrografi Untuk Monitoring Alur Pelayaran.

Jaya. (2011). Sound Velocity Profiler (SVP) .

Kongsberg. (2006). http://digilib.itb.ac.id. Retrieved Juni 11, 2018, from http://digilib.itb.ac.id: http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/622/jbptitbpp-gdl-dennykurni-31083-3-2008ta-2.pdf

Kongsberg. (2013). In S. I. System. Norway: Kongsberg Maritime AS. KRI Spica-934. (2018).

L-3. (2000). Retrieved Juni 11, 2018, from http://etd.repository.ugm.ac.id

Lekkerkerk, H.-j. R. (2006). offshore Surveing: Acquisition and Processing Volume Two. Netherland: Fugro.

Mann, R. a. (1996). Field Procedures for the Calibration of Shallow Water Multibeam Echosounding System. . Canada: Canadian Hydrograpic.

Manual On Hydrography (Publication M-13). (2005). Monaco: International Hydrographic Bureau.

Manual Publication Number 4 (M-4). (2008). International Hydrographic Organization (IHO).

Mike. (2008). Profil kecepatan suara dalam air laut.

Peta Laut Indonesia. (2012).

Poerbandono dan Djunarsjah. (2005). Survei Hidrografi dan Rekayasa.

Poerbandono dan Djunarsjah, E. (2005). Survei Hidrografi. Bandung: PT. Refika Aditama, ITB.

Pratomo, R. A. (2013). Permodelan Tsunami dan Implikasinya Terhadap Mitigasi Bencana di Kota Palu.

Pushidrosal. (2012).

Pushidrosal, L. L. (2018). Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP). Palu.

Rawi, S. (1985). Teori Pasang Surut.

soeprapto. (2001).

Vrignaud, C. (2014). OSV190 Project : theoretical training – Part 4 – Multibeams Qualification. SHOM.

www.noaateacheratsea.com. (2010).

Yantarto, D. (2006). Pengantar Manajemen Survei.

Downloads

Published

2020-07-25

How to Cite

Watuliu, M. F. L., Sukoc, N. B., Riyadi, N., & Mulyadi, D. S. (2020). Studi Perubahan Alur Pelayaran Teluk Palu Pasca Gempa dan Tsunami Tahun 2018: Study on Changes in Shipping Paths in Palu Bay after the 2018 Earthquake and Tsunami. Jurnal Chart Datum, 6(2), 40–49. https://doi.org/10.37875/chartdatum.v6i2.196